Apple Car: Self-Driving

Sebuah project rahasia Apple yang disebut dengan “Project Titan” akan masuk ke tahun ke tujuh pada 2021. Dikonfirmasi oleh pihak Hyundai, Apple memang sudah menghampiri pihak mereka dan beberapa perusahaan otomotif lainnya untuk membahas tentang produksi mobil pintar ini.

Kabarnya, tujuan awal dari proyek ini adalah agar Apple dapat membuat mobil dengan desain sendiri dari awal. Pada tahun 2016, Apple mengalihkan fokus mereka untuk mengembangkan perangkat lunak yang dapat digunakan dalam mobil berbasis self-driving. Pada Januari 2019, Apple memberhentikan 200 pekerja dari proyek tersebut kemudian mengakuisisi perusahaan start-up self-driving  bernama Drive.ai pada bulan Juni. Saat ini, tongkat kepemimpinan proyek tengah dipegang oleh John Giannandrea, setelah Bob Mansfield memutuskan pensiun di tahun 2020. Hingga sekarang, Apple masih fokus untuk mengembangkan program self-driving mereka.

Pada Desember 2020, Reuters mengatakan bahwa Apple tengah mengejar target untuk memroduksi kendaraan ini pada tahun 2024 mendatang. Namun, menurut Kuo Ming-Chi, seorang analis Apple, mobil ini tidak akan diproduksi hingga tahun 2025 sampai awal 2027. Kuo juga percaya bahwa mobil ini akan menjadi produk andalan selanjutnya bagi Apple. Dimana Apple dianggap mampu untuk memberikan kualitas yang lebih baik dibandingkan perusahaan lain. Selain itu, Kuo juga menyampaikan bahwa basis mobil ini akan berdasarkan platform E-GMP milik perusahaan Hyundai. E-GMP sendiri adalah platform battery electric vehicle (BEV). Performa dari E-GMP dianggap sangat tinggi karena dapat mencapai kecepatan 60 mph dalam waktu 3.5 detik. Sedangkan kecepatan tertingginya adalah 160 mph.

“Kolaborasi Apple dengan perusahaan otomotif terkini yang sudah memiliki pengalaman dalam pengembangan, produksi, dan kualifikasi akan memersingkat waktu pengembangan Apple Car dan membuat keunggulan dalam waktu pemasaran Apple Car itu sendiri. Kami percaya bahwa Apple akan memanfaatkan sumber daya perusahaan otomotif dan fokus ke perangkat keras maupun lunak untuk sistem self-driving, semikonduktor, teknologi baterai, faktor bentuk dan desain ruang internal, pengalaman pengemudi yang inovatif, dan integrasi dengan ekosistem yang sudah dimiliki oleh Apple.” Tulis Kuo.

Dalam hal self-driving sendiri, pada tahun 2017, Departemen Kendaraan Bermotor California telah menambahkan Apple sebagai salah satu perusahaan yang mendapat izin untuk melakukan uji coba self-driving. Izin awal yang dikeluarkan mencakup 3 kendaraan berjenis SUV milik Lexus tipe RX540h dengan 6 pengemudi yang menjadi cadangan jika ada kondisi darurat dimana sistem tidak berfungsi saat program sedang dijalankan. Jumlah kendaraan tersebut kian bertambah seiring berjalannya waktu. Pada Januari 2018, terhitung ada 27 kendaraan yang memiliki izin untuk uji coba self-driving. Dimana angka tersebut terus bertambah hingga di bulan November 2018, jumlah kendaraan yang memiliki izin adalah sebanyak 72 buah dan dilengkapi pengemudi sebanyak 144 orang.

Dari berbagai percobaan yang telah dilakukan oleh perusahaan Apple, diharapkan Apple Car ini dapat memenuhi ekspektasi orang-orang. Pihak Apple juga berharap bahwa kesan pertama dunia terhadap Apple Car akan sama seperti saat dunia melihat iPhone untuk pertama kalinya. Kalau dilihat dalam perkembangannya, Apple tidak pernah menjadi pelopor dari elektronik yang mereka keluarkan. Hal yang sama terjadi dalam konsep self-driving. Sudah ada beberapa perusahaan yang menggunakan konsep self-driving dalam produk mereka, tapi belum ada yang benar-benar menyajikan self-driving seutuhnya. Dimana pengemudi benar-benar bisa lepas tangan dari tugasnya untuk menyetir mobil. Sementara para ahli setuju bahwa sebentar lagi pasti akan ada teknologi mobil tanpa pengemudi yang diproduksi. Lantas, apakah Apple dapat menjadi perusahaan yang membawa teknologi tersebut ke kenyataan?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *